Selasa, 06 November 2012
"Polah Arka saat Bobok"
Gemas PASTI, melihat si kecil tertidur dengan memeluk guling seukuran tubuhnya ^_^, apalagi klo dia sedang bermimpi sangat kelihatan paras lucunya.
Sekarang Arka suka nangis mendadak waktu sedang lelap tidur,abis lagi enak-enaknya bobok, mau ganti posisi tidur miring malah kebablasan tengkurep, hehehehe... jadilah Arka kaget dan nangis :'(
My Son Grow healthy
Bahagia rasanya melihat Arka tumbuh dengan sehat. Alhamdulillah dia termasuk jarang sakit. Padahal aku sebagai Bundanya gak pernah berhenti minum es (minuman favorit). Klo demam sih biasanya waktu dia merasa capek atau pas mau nambah kepintarannya, kata orang tua itu hal yang wajar, karena sebagai tenger/pertanda. Dia juga sangat lincah, apalagi semenjak Arka aku kenalkan dengan renang sejak usia 3 bulan. Saat ini usianya baru 4 bulan 28 hari, dia sudah dapat merespon perkataan orang lain yg mengajaknya bicara. Kalau di bacakan dongeng dia selalu diam mendengarkan. Begitupun saat aku meneleponnya saat kerja, Uti-nya bilang Arka langsung ceria, ketawa, dan ngoceh seakan ngajak aku bicara. Biarpun gemuk, dia tetap lincah.
Ini saat Arka masih berumur 2 bulan |
Senengnya dapat mainan baru... |
"Buat di gigit itu Lee... :-P " |
Alhamdulillah have born' my Little Prince
Dede Arka dlm program IMD (Inisiasi Menyusui Dini) |
Buat bunda2 yg lagi nunggu lahiran anak pertama, jgn takut yah...semangat...!! Sakitnya cuma sehari. Setelah itu lupa. ^_^
Terimakasih doanya ya...
Setelah 3 Jam IMD, waktunya mandi.. persiapan... |
Di lepas dulu bajunya :P uuupp..keliatan... :D |
Ups...kok nangis, cup..cup..sayang...biar bersih ya nak... ^_^ |
Pengalaman pertama Arka mandi :-P |
Waduuhh...nangisnya smakin kenceng :-( !! |
Bentar ya dek.. keramas dulu biar bersih... ^_^ |
Taaarrraaaa...!!! dek Arka udah ganteng :D |
Sepasaran My Little Prince
Sepasar adalah perhitungan waktu Jawa yang lamanya 5 hari. Selamatan sepasaran
adalah selamatan yang diadakan pada waktu bayi berumur 5 hari. Namun
demikian ada kalanya sementara orang yang mengadakan selamatan
sepasaran menunggu apabila tali pusat putus (puput puser), yang biasanya terjadi pada waktu si bayi berumur 5 hari (Dek Arka puput puser'nya waktu berumur 3 hari) Oleh karena itu sementara orang menyebut selamatan sepasaran itu dengan istilah puputan atau cuplak puser.
Bagi orang yang mengadakan jagong bayen, pada malam sepasaran ini tamu yang datang biasanya lebih banyak daripada malam-malam sebelumnya. Karena malam itu merupakan terakhir daripada serangkaian selamatan jagong bayen. Pada malam itu, bayi yang diselamati tidak ditidurkan hingga pagi hari melainkan dipangku. Sebab menurut kepercayaan sementara orang, bayi yang baru saja puput, menjadi incaran roh jahat yang biasanya disebut sarap-sawan, oleh karena itu bayi dijaga dengan cara dipangku.
Di samping itu ujung kaki tempat tidur si ibu yang sedang melahirkan diletakkan sliro dan tumbak sewu. Tumbak sewu adalah sapu lidi yang dibalik sehingga ujung-ujungnya berada di atas. Pada ujung-ujung sapu itu ditancapkan dlingo, bangle, kencur, kunir, temu, cabe merah, bawang merah, bawang putih. Sedang sliro (liro) yaitu peralatan untuk menenun secara tradisional. Sliro ini biasanya dibuat dari kayu pohon kelapa (kayu yang keras), yang bentuknya pipih panjang dengan ukuran lebar ±5 cm, panjang 2 m, dan tebal ±2 cm, kedua ujungnya agak runcing. Sliro yang diletakkan pada tempat tidur ibu itu, dicoreng-coreng dengan kapur dan arang sehingga penuh dengan coretan hitam dan putih. Maksud yang terkandung dalam perbuatan itu ialah untuk menolak roh-roh jahat yang akan mengganggu bayi dan ibunya.
Kemudian di dinding luar rumah bagian atas dibuatkan tulak bala yaitu dengan mengikatkan benang di sekeliling rumah. Sedang ditiap sudut rumah diberi ikatan daun pandan berduri, daun andong, daun nanas, daun girang dan daun alang-alang. Adapun makanan (sajian) untuk keperluan selamatan sepasaran atau puputan ini adalah sebagai berikut:
a-Tempat pada waktu bayi dilahirkan.
b-Tempat untuk tidur ibu yang melahirkan.
c-Tempat untuk menanam tembuni.
d-Tempat untuk mandi ibu yang melahirkan.
f-Tempat untuk pembuangan sampah.
g-Jamban.
h-Sumur.
Kecuali sajian untuk kenduri dan tulakan ada suatu bingkisan yang diberikan kepada dhukun bayi. Bingkisan itu berupa : nasi tumpeng dengan lauk-pauk, pisang dua sisir, kelapa satu biji, gula merah, beras 1 kg, ayam hidup 1 ekor, kembang telon (kembang boreh), sekapur sirih. Bersamaan dengan selamatan sepasaran, si bayi diberi nama. Secara resmi nama diikrarkan (diumumkan) pada waktu berlangsungnya kenduri sepasaran itu. Pemberian nama ini ada beberapa dasar (pathokannya).
Berikut beberapa momen yg sempat di dokumentasikan =>
Bagi orang yang mengadakan jagong bayen, pada malam sepasaran ini tamu yang datang biasanya lebih banyak daripada malam-malam sebelumnya. Karena malam itu merupakan terakhir daripada serangkaian selamatan jagong bayen. Pada malam itu, bayi yang diselamati tidak ditidurkan hingga pagi hari melainkan dipangku. Sebab menurut kepercayaan sementara orang, bayi yang baru saja puput, menjadi incaran roh jahat yang biasanya disebut sarap-sawan, oleh karena itu bayi dijaga dengan cara dipangku.
Di samping itu ujung kaki tempat tidur si ibu yang sedang melahirkan diletakkan sliro dan tumbak sewu. Tumbak sewu adalah sapu lidi yang dibalik sehingga ujung-ujungnya berada di atas. Pada ujung-ujung sapu itu ditancapkan dlingo, bangle, kencur, kunir, temu, cabe merah, bawang merah, bawang putih. Sedang sliro (liro) yaitu peralatan untuk menenun secara tradisional. Sliro ini biasanya dibuat dari kayu pohon kelapa (kayu yang keras), yang bentuknya pipih panjang dengan ukuran lebar ±5 cm, panjang 2 m, dan tebal ±2 cm, kedua ujungnya agak runcing. Sliro yang diletakkan pada tempat tidur ibu itu, dicoreng-coreng dengan kapur dan arang sehingga penuh dengan coretan hitam dan putih. Maksud yang terkandung dalam perbuatan itu ialah untuk menolak roh-roh jahat yang akan mengganggu bayi dan ibunya.
Kemudian di dinding luar rumah bagian atas dibuatkan tulak bala yaitu dengan mengikatkan benang di sekeliling rumah. Sedang ditiap sudut rumah diberi ikatan daun pandan berduri, daun andong, daun nanas, daun girang dan daun alang-alang. Adapun makanan (sajian) untuk keperluan selamatan sepasaran atau puputan ini adalah sebagai berikut:
- Nasi tumpeng (buceng) dan nasi golong tujuh buah dengan lauk-pauk yang terdiri dari gudhangan, panggang ayam, telur rebus, lodheh kluwih.
- Pisang raja dua sisir (Jawa: setangkep).
- Jajan pasar atau tukon pasar yang berupa beberapa macam makanan kecil (kue-kue) dan buah-buahan.
- Bubur merah, bubur putih, jenang sengkolo yaitu bubur merah yang diatasnya diberi bubur putih.
- Nasi brok yaitu nasi yang ditaruh di dalam satu piring dengan lauk-pauknya.
a-Tempat pada waktu bayi dilahirkan.
b-Tempat untuk tidur ibu yang melahirkan.
c-Tempat untuk menanam tembuni.
d-Tempat untuk mandi ibu yang melahirkan.
f-Tempat untuk pembuangan sampah.
g-Jamban.
h-Sumur.
Kecuali sajian untuk kenduri dan tulakan ada suatu bingkisan yang diberikan kepada dhukun bayi. Bingkisan itu berupa : nasi tumpeng dengan lauk-pauk, pisang dua sisir, kelapa satu biji, gula merah, beras 1 kg, ayam hidup 1 ekor, kembang telon (kembang boreh), sekapur sirih. Bersamaan dengan selamatan sepasaran, si bayi diberi nama. Secara resmi nama diikrarkan (diumumkan) pada waktu berlangsungnya kenduri sepasaran itu. Pemberian nama ini ada beberapa dasar (pathokannya).
Berikut beberapa momen yg sempat di dokumentasikan =>
Dek Arka tidur nyenyak di pangkuan Uti dan Uyut ^_^ , padahal di luar suara Rebana keras sekali. |
Dik Arka di gendong Ayah keliling |
Pemotongan rambut |
Dik Arka kelihatan tenang ^_^ |
"Jadi anak yg baik ya Nak, gak boleh nakal...semoga kebahagiaan sll menyertaimu sayang"
Langganan:
Postingan (Atom)