kenang diriku sayang
bila malam telah datang menjemputmu
buai dalam impian, beri aku kepastian
jangan gantung cintaku
jangan siksa diriku dengan cintamu
sungguh aku rapuh wahai pujaanku
menatap matamu sungguh aku layu
memandang senyummu benar ku tak mampu
ku mohon kepadamu genggam tanganku
dan bisikkan kata-kata cinta untukku
bila kau i love you
Aku teringat ketika kita pertama kali berkenalan dan bertemu.
Aku selalu percaya setiap orang
termasuk kamu dan aku memiliki caranya sendiri dalam menunjukkan cinta.
Sudah kukatakan padamu bukan? Aku
seorang pengingat yang baik.
Maka, aku pun juga selalu
mengingat hal – hal manis yang kamu lakukan yang tak pernah kubayangkan.
Atau mungkin juga tak pernah kudapatkan sebelumnya sebelum bersamamu.
Atau mungkin juga tak pernah kudapatkan sebelumnya sebelum bersamamu.
Ketika kamu mengatakan menyukai
jenis musik yang sama denganku.
Ketika kamu menatap mataku tanpa berkata apapun.
Ketika kamu meraih tanganku kemudian
menggenggamnya erat.
Ketika kamu menatapku sebelum
kamu memberikan ciuman hangat untukku.
Ketika kamu sering kali berbisik
di telingaku hanya untuk mengucapkan “Aku
sayang banget sama kamu."
Ketika kamu dan aku membicarakan tentang
masa depan meski dengan nada canda.
Ketika kamu mengatakan “Kalau sama aku nggak boleh pacaran cuma
sebulan – sebulan aja. Harus langgeng sampai seterusnya.”
Ketika kamu melucu dengan maksud
membuatku tertawa.
Ketika kamu memperlihatkan wajah
gembiramu saat bersamaku setelah beberapa lama tak berjumpa.
Ketika kamu menghangatkan aku
dengan pelukan dan ciuman di kala hujan deras.
Ketika kamu dengan lembut meminta maaf padaku.
Ketika kamu dengan nada cemas
berkata “Aku takut bikin kamu sakit. Aku
takut kamu sedih karena aku. Aku nggak mau nyakitin kamu lagi.”
Ketika kamu dengan lembut berkata "sudah jangan nangis terus, status dan perasaan tidak sama. Surga tempat abadi dan istimewa."
Ketika kamu bilang "aku kan juga pengen ngrasain kebahagiaan dengan kamu"
Ketika kamu dengan lembut berkata "sudah jangan nangis terus, status dan perasaan tidak sama. Surga tempat abadi dan istimewa."
Ketika kamu bilang "aku kan juga pengen ngrasain kebahagiaan dengan kamu"
Ketika kamu membuatku merasa
bahwa akulah kepunyaanmu yang begitu berarti dalam hidupmu.
Dan ketika kamu sesungguhnya
tidak sempurna namun kurasa begitu sempurna di mataku karena kamu melengkapi aku.
Bersediakah kamu mengatakan
sesuatu untuk menenangkan hatiku?
Akankah kamu menyatakan rindu
milikmu?
Agar aku tahu tak hanya aku yang mati
– matian merindukan kamu.
Maukah kamu sesekali meyakinkan
diriku juga?
Agar aku tak perlu merasa sendirian
mempertahankan kita?
Agar aku tak perlu khawatir meski kita tak bisa selalu bertemu.
Betapa teringat jelas dalam benakku beberapa hal sebelum aku bertemu kamu.
Agar aku tak perlu khawatir meski kita tak bisa selalu bertemu.
Betapa teringat jelas dalam benakku beberapa hal sebelum aku bertemu kamu.
Termasuk
betapa santai dan menyenangkannya menjadi diriku tanpa seseorang di sampingku.
Aku
tak perlu memegang handphoneku secara terus – menerus,
tanpa
harus takut lupa untuk memberikan kabar,
tanpa harus cemas menunggu diberi kabar oleh seseorang,
ataupun
takut akan ada seseorang yang kesal karena tak kunjung mendapat perhatian
dariku.
Juga tak perlu takut akan dilukai.
Beberapa
lamanya aku nikmati itu semua.
Kemudian,
scene dalam otakku pun berotasi menjadi sebuah memori saat aku mempertanyakan tentang kita.
Bagaimana
kehidupan dan cara pergaulan kita yang berbeda.
Juga
masalah terpautnya usia.
Dan
pertanyaan – pertanyaan lainnya yang menimbulkan pertanyaan paling utama dalam
benakku.
Apa
benar kamu menyukaiku? Apa benar kamu yakin akan kita?
Tidakkah
kamu ingin mencari seseorang yang lain yang mungkin akan lebih baik dariku?
Normalkah
bila aku mempunyai pikiran seperti ini?
Dan kini kita sudah sama-sama bahagia. Bahagia bersama orang2 terkasih, bahagia dengan pilihan kita.
Semoga tetap terjalin silaturahmi yang baik antara aku dan kamu. Biarkan rasa yang dulu pernah kamu minta tersimpan di ruang yang paling dalam dihatiku.