Selasa, 26 November 2013

"Sebuah Pinta"

Katakan cinta - Dadali

kenang diriku sayang
bila malam telah datang menjemputmu
buai dalam impian, beri aku kepastian
jangan gantung cintaku
jangan siksa diriku dengan cintamu
sungguh aku rapuh wahai pujaanku
menatap matamu sungguh aku layu
memandang senyummu benar ku tak mampu
ku mohon kepadamu genggam tanganku
dan bisikkan kata-kata cinta untukku
bila kau i love you


Aku teringat ketika kita pertama kali berkenalan dan bertemu.
Aku selalu percaya setiap orang termasuk kamu dan aku memiliki caranya sendiri dalam menunjukkan cinta.
Sudah kukatakan padamu bukan? Aku seorang pengingat yang baik.
Maka, aku pun juga selalu mengingat hal – hal manis yang kamu lakukan yang tak pernah kubayangkan. 
Atau mungkin juga tak pernah kudapatkan sebelumnya sebelum bersamamu.
Ketika kamu mengatakan menyukai jenis musik yang sama denganku.
Ketika kamu menatap mataku tanpa berkata apapun.
Ketika kamu meraih tanganku kemudian menggenggamnya erat.
Ketika kamu menatapku sebelum kamu memberikan ciuman hangat untukku.
Ketika kamu sering kali berbisik di telingaku hanya untuk mengucapkan “Aku sayang banget sama kamu."
Ketika kamu dan aku membicarakan tentang masa depan meski dengan nada canda.
Ketika kamu mengatakan “Kalau sama aku nggak boleh pacaran cuma sebulan – sebulan aja. Harus langgeng sampai seterusnya.”
Ketika kamu melucu dengan maksud membuatku tertawa.
Ketika kamu memperlihatkan wajah gembiramu saat bersamaku setelah beberapa lama tak berjumpa.
Ketika kamu menghangatkan aku dengan pelukan dan ciuman di kala hujan deras.
Ketika kamu dengan lembut meminta maaf padaku.
Ketika kamu dengan nada cemas berkata “Aku takut bikin kamu sakit. Aku takut kamu sedih karena aku. Aku nggak mau nyakitin kamu lagi.”
Ketika kamu dengan lembut berkata "sudah jangan nangis terus, status dan perasaan tidak sama. Surga tempat abadi dan istimewa."
Ketika kamu bilang "aku kan juga pengen ngrasain kebahagiaan dengan kamu"
Ketika kamu membuatku merasa bahwa akulah kepunyaanmu yang begitu berarti dalam hidupmu.
Dan ketika kamu sesungguhnya tidak sempurna namun kurasa begitu sempurna di mataku karena kamu melengkapi aku.
 
Dear...
Hawa dingin sprt membiarkan q merasakan wkt yg seolah diputar kmbl, berjalan mundur. Aku seolah terbawa mesin wkt saat lampu2 itu mulai nyala, membawaku kepada suatu memori. Memori di hari hujan. Mount of Kelud.
Bersediakah kamu mengatakan sesuatu untuk menenangkan hatiku?
Akankah kamu menyatakan rindu milikmu?
Agar aku tahu tak hanya aku yang mati – matian merindukan kamu.
Maukah kamu sesekali meyakinkan diriku juga?
Agar aku tak perlu merasa sendirian mempertahankan kita?
Agar aku tak perlu khawatir meski kita tak bisa selalu bertemu.

Betapa teringat jelas dalam benakku beberapa hal sebelum aku bertemu kamu.
Termasuk betapa santai dan menyenangkannya menjadi diriku tanpa seseorang di sampingku.

Aku tak perlu memegang handphoneku secara terus – menerus,

tanpa harus takut lupa untuk memberikan kabar, tanpa harus cemas menunggu diberi kabar oleh seseorang,

ataupun takut akan ada seseorang yang kesal karena tak kunjung mendapat perhatian dariku. Juga tak perlu takut akan dilukai.

Beberapa lamanya aku nikmati itu semua.
Kemudian, scene dalam otakku pun berotasi menjadi sebuah memori saat aku mempertanyakan tentang kita.

Bagaimana kehidupan dan cara pergaulan kita yang berbeda.

Juga masalah terpautnya usia. 

Dan pertanyaan – pertanyaan lainnya yang menimbulkan pertanyaan paling utama dalam benakku.

Apa benar kamu menyukaiku? Apa benar kamu yakin akan kita?

Tidakkah kamu ingin mencari seseorang yang lain yang mungkin akan lebih baik dariku?
Normalkah bila aku mempunyai pikiran seperti ini?
Dan kini kita sudah sama-sama bahagia. Bahagia bersama orang2 terkasih, bahagia dengan pilihan kita. 
Semoga tetap terjalin silaturahmi yang baik antara aku dan kamu. Biarkan rasa yang dulu pernah kamu minta tersimpan di ruang yang paling dalam dihatiku. 

Tidak ada komentar: