Selasa, 26 November 2013

"KAMU" hadir lagi

Hampir satu bulan kamu hadir lagi, setelah sekian lama tak ku dengar suaramu di riuhnya kota tempat kita tinggal. Hadirmu masih saja sama seperti yang dulu, dengan sikapmu yang malu-malu tapi mau.
Mengingatkan kembali pada satu MemoRy...
Meski masa itu sudah lama terlewati, sejujurnya, sungguh kusayangkan mengetahui kenyataan bahwa aku dan kamu harus dihadapkan dengan perpisahan. Cinta saja tidak cukup untuk membangun sebuah ikatan. semua akan sia-sia bila masing-masing tak punya rasa pengertian dan kepedulian. Sesuatu yang salah terjadi dalam hubungan kita. Dan bahkan kita seperti tak memiliki cara untuk dapat memperbaikinya, meski ada rasa ingin dalam hati yang tersembunyi. Selama ini yang kita lakukan hanyalah menganggapnya sebagai angin lalu. Hingga seringkali kita terbelenggu saat hal itu muncul kembali. Kamu memang tak pernah benar-benar pergi.
"Dan masih ku ingat dengan jelas saat kamu menyuruhku menyimpan perasaanku untuk kamu di ruang yang paling dalam di hatiku. Dan suatu hari nanti setelah kita telah mampu menetralkan suasana hati kita saat itu, kuharap kita dapat bertemu dan berbicara kembali. Sebagai pribadi yang lebih dewasa dari pada saat itu" tapi nyatanya kita tak pernah sama-sama dewasa, tetap sulit untuk saling mengerti dan memahami.
Aku adalah seorang yang tercipta dengan kapasitas memori yang begitu besar. Yang dapat menyimpan segala bentuk kenangan. Aku selalu mengingat kata-kata yang pernah kamu ucapkan, yang bahkan telah terlupa olehmu. Akupun selalu mengingat hal-hal kecil yang pernah kamu lakukan, yang bahkan kamu anggap itu bukan hal istimewa.
Terkadang.....
Saat kamu memutuskn untuk tak mengedepankn masa lalu, meletakkannya di urutan terbelakang masa lalu seakan dapat bergerak secepat bayangan. Mengejar kemanpun kamu pergi.
Berusaha kembali menjadi yang terutama dalam hidupmu.
Berusaha mensejajarkan diri dengan dirimu yang baru. Memasuki & ingin menjadi bagian masa depanmu.

Aku mendapati kamu kembali datang.
Bertanya berulang kali, "Apa yg hrs q lakukan agr dpt brsm-sm dg kmu lg? q masih sayang kmu."
Bodoh. Lantas apa gunanya kamu kembali?
"Mereka yg hidup di masa lalu, kmudian kmbl, seharusnya dtng dg perjuangan lbh. Bukan hny membawa sesal nmun tak berbuat apa2."
"Atau mungkin memang q sdah semestinya menutup pintu rapat2 tnpa hrs membukanya kmbl sekalipun kmu dtng?"

Dan akupun sampai pada titik dmn logika berhasil mengambil alih pikiranku yang hampir kacau balau. Aku mencoba menjabarkannya satu per satu.
Bahwa sesungguhnya kamu tak pernah bnr2 ingin memperjuangkn aku. Tapi juga tak ingin kehilangan aku.
Agar kamu bisa kembali saat kamu t'bs mendptkn setiap siapa pun yg kmu ingini.
Sblm akhirnya q berbicara pd diriku sendiri..........
"bukankh perjuangan takkan ada artinya bl hny slh satu yg brjuang, sendirian?"
Aku yang begitu terpaku dengan janji masa lalu. Aku yang begitu percaya kita akan berdiri bersama – sama.

Kemudian tanpa pernah kuminta, kamu menghilang. Perlahan. Lalu muncul kembali. Menghilang, dan muncul lagi. Begitu terus – menerus. Ketidak jelasan membuatku hilang arah, tak tahu harus melangkah maju atau tetap berhenti di persimpangan tempat di mana kita bisa mengenang masa lalu.
Dan hal yang harus kita  pahami kini adalah kita tak lagi dapat memaksakan keadaan yang akan terus menyiksa.
Dan hal yang harus kita terima kini adalah kita bukan lagi sepasang kekasih.
Dan hal yang harus kita atasi kini adalah hati kita yang masih terbelenggu dengan cinta serta kenangan.
Ini menyakitkan……………
Bahkan aku masih saja meneteskan air mata ketika menulis tentang kamu.
Hati ini masih terasa perih setiap kali aku mengingat tentang kamu.
Begitukah pula yang kamu rasakan? mungkin saja tidak.
Aku tahu segalanya juga begitu sulit untuk kita tak saling berkabar.
Meski sesungguhnya aku masih begitu ingin mendapati sosokmu ada bersamaku. Juga mendengar suaramu.
Masih tentang cerita aku dan kamu yang tak mungkin bersatu menjadi kita. Inilah takdir yang tak mungkin kita lawan, rasa yang terlarang antara 2 hati yang telah termliki satu sama lain ini ternyata tak seindah mimpiku dulu, tak seindah harapan bahwa rasa ini akan terus bertahan walau dalam ketidak adilan, tak seindah khayalku bisa mencintaimu dalm jarak, jarak antara 2 hati yg terlalu kuat untuk dirobohkan, aku tau aku berada di posisis yang salah ketika mengagumimu, tapi inilah realita cinta, selalu tersirat bukan tersurat. Apakah aku harus menyalahkan situasi mengapa rasa ini timbul pada saat yang salah? egois memang kalau aku berfikir seperti itu. Itulah takdir kehidupan yang harus aku terima mengagumimu hanya dalam baris doaku. Aku tak ingin berpura-pura terlihat baik-baik saja sebab, luka ini memang ada karena kita (pernah) saling mencintai. Sebab kita memang (pernah) bersama-sama. Setidaknya aku dan kamu masih memiliki doa sebagai satu – satunya tali penghubung dalam mengucap harap untuk kebahagiaan kita meski bukan kebersamaan yang membahagiakan kita.
 
 
 

Tidak ada komentar: